Negara yang kaya akan
sumber minyak akan terus dihantui oleh Amerika – Hugo R Chavez
Siapa yang tak kenal dengan Hugo Rafael Chavez Frias ?
Pemimpin sebuah negara di kawasan benua Amerika yang menentang neo-liberalis
ala Amerika. Hugo memimpin Venezuela sejak pemilu tahun 1998 di negara
tersebut. Sebelum pemilu tahun 1998 di Venezuela rakyat kecil tidak berhak
mempunyai hak suara saat pemilu berlangsung.
Saat kampanye pemilihan presiden, Hugo menjanjikan kepada
rakyat kecil untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan poltik negaranya. Hugo
merangkul semua kalangan bawah seperti petani, buruh kecil dan para
gelandangan. Hugo merasa miris karena Venezuela merupakan salah satu negara
penghasil minyak terbesar di dunia tetapi banayak rakyatnya yang masih miskin
dan tak mempunyai tanah.
Saat terpilih menjadi presiden, Hugo memanfaatkan media
sebagai cara untuk tetap menjalin komunikasi kepada rakyatnya dengan cara
membuat program di stasiun televisi pemerintah. Setiap mingggu Hugo menerima
telepon pengaduan atau bahkan keluhan dari rakyatnya tetapi, ia tidak merasa
terbebani karena Hugo menganggap rakyatlah yang telah memilihnya dan ia
bertanggung jawab atas itu.
3 tahun memimpin tidak mengalami kemajuan berarti di bidang
ekonomi terutama sektor minyak. Hal ini dikarenakan kilang minyak yang
digunakan untuk mengebor minyak dari bumi Venezuela berasal dari Amerika. Hugo
mengambil sikap yang berani dengan menasionalisasikan perusahaan minyak asing
dan mengurangi ekspor minyak ke Amerika. Alhasil, Amerika panik dengan kondisi
tersebut dan menuduh bahwa Hugo telah melakukan kebohongan selama
memerintah Venezuela yakni korupsi.
Peristiwa nine eleven yang merubuhkan menara kembar WTC di
Amerika, ditanggapi oleh Amerika dengan membom Afganistan yang menimbulkan
banyak korban sipil. Hal ini disikapi oleh Hugo Chavez sebagai kejahatan
perang. Hugo berpendapat teror jangan dibalas dengan teror terlebih jika sampai
menimbulkan korban sipil. Situasi ini dimanfaatkan oleh kubu oposisi pemerintah
dengan melakukan pemberitaan palsu yaitu, korupsi Hugo dan sikap Hugo yang
dianggap mendukung terorisme melalui televisi swasta di negara tersebut. Tak
cukup sampai disitu pemimpin oposisi,Carmona diundang ke gedung putih membahas
kisruh ekonomi Venezuela. Siaran televisi swasta tersebut berhasil mempengaruhi
rakyat Venezuela khususnya para pengusaha.
Seruan televisi swasta untuk melakukan demonstrasi
besar-besaran di depan istana presiden itu berhasil dan mendapatkan perlawanan
dari kubu pro Hugo Chavez, yang kemudian terjadi clash hingga merenggut 10
korban jiwa. Rakyat anti Hugo sangat marah dan memaksa Hugo untuk mengundurkan
diri dari jabatannya. Komandan militer yang seharusnya menjaga Hugo pun
membelot dan akan melakukan pengunduran Hugo secara paksa yang lazim disebut
kup atau kudeta.
Suasana sangat genting, Hugo tetap tidak ingin mengundurkan
diri dan ia pun di asingkan. 12 april 2002, terciptalah pemerintahan baru yang
dipimpin oleh Carmona dan merevisi semua kebijakan-kebijakn Hugo. Tak semuanya
berlangsung mulus karena pendukung Hugo melakukan perlawanan dan disikapi
secara represif oleh militer. 14 april 2002 pendukung Hugo menuntut pemerintah
mundur dan mengembalikan Hugo sebagai presiden dengan semangat “ Hugo adalah teman kita”. Mereka
melakukan demonstrasi besar-besaran yang membuat suasana menjadi chaos hingga
akhirnya Carmona kabur dan akhirnya Hugo kembali menjadi presiden. Hugo dan
pendukungnya yakin bahwa CIA berada dibalik kudeta.
Keteladanan Hugo Chavez
Terlihat sikap seorang negarawan yang besar dari Hugo dengan
bersedia mendengar keluh kesah rakyatnya,seorang revolusioner yang mampu
menasionalisasi perusahaan asing untuk dikelola rakyatnya sendiri. Ketika ia
kembali menjadi presiden setelah kudeta. Ia menolak telah membuat sejarah dan
ia berkata “ rakyatlah yang membuat sejarahnya”. Selain itu ia seorang
demokratis dengan tetap mengizinkan adanya kubu oposisi. Lau telhatlah peran
sentral dari media terbukti dari masing-masing kubu saling memanfaatkan media
untuk menarik simpati dari publik.
Negara dengan sumber daya alam yang kaya akan menjadi mangsa
untuk negara adikuasa seperti amerika Serikat dengan pelbagai cara untuk
menguasai sumber daya alam negara kaya tersebut. Contoh yang paling nyata dan
masih cukup diingat ialah penggulingan Moammar khadafi dari Libya dengan alasan
bahwa Khadafi dianggap tidak demokratis dan seorang diktator ia dilenyapkan
tapi apa yang terjadi sekarang Libya? Negara itu kebingungan mencari sosok
pemimpin ( Kompas,7 Maret 2012).
Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Bukan tak mungkin Indonesia
dapat mewujudkan cita-cita negara dalam preumble konstitusi alinea ke- 4 maupun
dalam konstitusi pasal 33. Jika kita mempunyai sosok pemimpin seperti Hugo
Chavez dan Kekompakan rakyatnya yang berubah menjadi aksi massa yang
mengerikan. “ rakyat bersatu tak terkalahkan
! “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar