Sophie tidak mengetahui siapa
pengirim surat – surat nan panjang dan membuatnya tercengang, hanya satu yang
ia ketahui bahwa setiap surat itu sampai kepadanya slalu ada bekas gula di
pinggiran surat tersebut. Sophie Amundsen, adalah salah satu tokoh dalam Dunia
Sophie. Jostein Gaardner seorang penulis Perancis membuat sebuah karya yang
cukup mencengangkan. Belum lama ini buku tersebut di cetak ulang. Sebuah novel
brilian berisi plajaran filsafat. Hanya ada beberapa tokoh dalam karyanya ini.
Dunia Sophie sering disebut – sebut sebagai novel filsafat, karena memang di
dalamnya di jabarkan pula deretan tokoh filsafat barat (Eropa) beserta cuplikan
pemikirannya. Novel ini di Buka dengan sebuah Pertanyaan. “Siapakah aku?”
pertanyaan yang dijukan oleh seorang pengirim surat misterius kepada Sophie.
Menarik, karena pertanyaan ini
adalah pertanyaan sederhana. Sepintas nampak sederhana akan tetapi itu
merupakan sebuah dasar mengenal kembali siapa sesungguhnya diri kita. Bertanya
adalah kunci berfilsafat. Karena dari pertanyaan maka akan muncul sebuah
pengetahuan. Beberapa pertanyaan pertanyaan sederhana terus mengalir dalam bab
awal novel ini. Sebuah pembelajaran tentang Filsafat sedang dilakukan oleh si
pengirim surat. Menurut Gaardner Filsafat berasal dari kata Philo, yang artinya
Cinta, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat adalah mencintai
kebijaksanaan berfilsafat, berarti berusaha menjadi Bijak. Usai muncul pertanyaan
siapakah kamu, selanjutnya adalah siapakah manusia? Pertanyaan demi pertanyaan
datang silih berganti. Dari mana asal dunia?, apakah Bumi?, Siapakah
malaikat?Untuk apa Hidup?. Pertanyaan pertanyaan tersebut kemudian berganti
kepada penjelasan secara sistematis tentang alur sejarah Filsafat Barat. Mulai
dari masa Klasik, sampai Modern. Dalam usianya yang baru 15 tahun ternyata
Sophie harus merelakan sebagian besar waktu luangnya.
Mulai dari sepulang sekolah hingga
larut malam. Surat – surat tersebut merubah dunianya. Deskripsi yang hidup soal
Sophie memunculkan sebuah karakter, seperti tidak bosan – bosannya membaca, dan
terus membacai karya Gaarder ini. Sebuah sejarah di tulis dengan cukup menarik
dan tidak membosankan. Novel Filsafat Penjelasan awal soal sejarah Filsafat
Barat dimulai dari Socrates. Bapak Filsafat. Socrates adalah seorang anak muda
yang besar di Athena, yunani. Kenapa Socrates disebut sebagai bapak Filsafat,
karena ia adalah Pioner dalam seni berdiskusi dan mempelajari sesuatu. Kata-
kata Socrates yang paling terkenal adalah “Satu hal yang aku ketahui adalah aku
tidak mengetahui apa – apa dan orang yang paling bijaksana adalah orang yang
mengetahui bahwa dirinya tidak tahu.” Dari kalimat tersebut kita dapat
mengetahui bahwa pemikiran Socrates adalah motor dari berdirinya bangunan
pengetahuan. Keingin tahuan muncul dari sebuah pertanyaan. Sokrates pada
zamannya adalah pelopor terbentuknya sekolah (Stoik). Metode pendidikannya
adalah berdiskusi, dengan tema – tema sindiran. Socrates bukanlah seorang ilmuan
melainkan seorang etis. Pekerjaannya adalah berkeliling ke tempat tempat dimana
banyak orang berkumpul, kemudian mengajak orang berdiskusi. Orang yang pernah
diajak berdiskusi adalah dari kalangan mana saja. Plato seorang murid Socrates
pernah mencatat, waktu sang guru berdiskusi dengan seorang pedagang yang ahli
matematika.
Sang ahli matematika akhirnya menjelaskan
pengalamannya selama berdiskusi dengan Socrates. “Orang tidak akan merasa di
gurui saat berdiskusi dengan Sokrates,” ungkap sang ahli matematika. Tidak
banyak yang bisa di bagambarkan dari Sokrates lewat novel dunia Sophie, pun
Sokrates memang tidak pernah menuliskan pemikirannya. Plato. “Segala sesuatu di
dunia ini berasal dari ide,” ungkap Filsof yang menjadi motor penalaran Deduktif.
Plato juga merupakan kaum Sofis. Pada 400 SM, Athena mengalami masa keemasan.
Di mana tiap pemudanya tidak harus menghabiskan waktu untuk bekerja, dan para
wanita hidup dengan damai tanpa ada rasa risau suaminya tidak kembali dari
perang. Zaman keemasan ini di namakan zaman Helenistik. Karya besar Plato yang
paling terkenal dan banyak dipakai oleh filsuf – filsuf lainnya baik di zaman
modern sampai saat ini adalah Republik. Republik merupakan sebuah bentuk
negara. Negara Ideal ciptaan Plato. Menurut Plato pemimpin sebuah negara ideal
tersebut adalah Filsuf. Negara menurut plato terbagi ke dalam 3 bagian. Bagian
kepala, dada, dan kaki. Tiga bagian ini kemudian di terjemahkan kepada: Raja/
Presiden, alat pengontrol raja (Parlemen), sampai kepada kaki, alat gerak.
Yaitu dianalogikan sebagai rakyat yang berada dalam kedaulatan negara. Maju
atau mundurnya sebuah negara terletak pada rakyatnya sendiri yang menentukan.
Plato menjadi Inspirasi beberapa filsuf modern. Terutama pemikirannya soal
politik.
Beberapa Filsuf tersebut adalah: John Locke,
Bekeley, Hume, J. J. Roseau, sampai kepada Hegel. Gagasannya tentang
Imortalitas (keabadian) diambil semua filsuf tersebut. Akan tetapi masing - masing
pengikut plato kebanyakan mengambil sebgaian besar pemikiran politiknya.
Semisal, Locke, seorang Filsuf Inggris, yang kemudian menciptakan teori Trias
Politika. Sementara, J.J Roseau Filsuf Perancis menemukan simpul, bentuk bentuk
negara. Menurut Roseau negara yang paling cocok menggunakan sistem demokrasi
adalah negara kecil. Kemudian negara yang setengah besar cocok menggunakan
sistem Aristokrasi, kemudian negara besar, cocok memakai sistem kerajaan. John
Locke besar di Inggris pada abad ke 17 M, dimana pergolakan masyarakat atas
monopoli parlemen sedang berlangsung. Locke kemudian juga sering disebut sebut
sebagai bapak Revolusi yang paling moderat. Demokratik Otoriter menjadi
pegangan pemikiran politik Locke. Salah satu Teorinya yang paling terkenal
adalah Kontrak Sosial. Kontrak sosial adalah kesepakatan antara rakyat dengan
parlemen untuk membuat sebuah pembagian kekuasaan.
Revolusi Industri di Inggris yang
berhasil merubah hampir seluruh tatanan sosial di Eropa. Perlu ditegaskan bahwa
revolusi Industri di Inggris tidak hanya menyisakan pelbagai penemuan tentang
mesin mesin produksi, melainkan juga kesengsaran dan kelaparan besar bagi
masyarakat kelas pekerja. Banyak tenaga kerja (buruh) yang di rumahkan akibat
tenaganya terganti dengan tenaga mesin. Selain Locke, pada tahun 1724 – 1804
muncul seorang pemikir dari Jerman. Imanuel Kant, mendapat pula sedikit
pengaruh dari Plato. Gagasan utama Filsuf ini adalah Idealisme. Idealisme
Jerman, pun demikian dalam banyak tulisannya Kant tidak melulu mengandalkan
konsep Ideal melainkan juga material. Kant percaya bahwa setiap rasa yang di
peroleh oleh indra adalah sensasi (interpretasi) mental (jiwa) manusia itu
sendiri. Mental atau jiwa tersebut, hari ini sering di sebut sebagai Rasio.
Kant ialah seorang pelopor Rasionalisme di Eropa. “Perangkat mental kita
sendiri yang menata sensasi tersebut sesuai dengan ruang dan waktu.” Sebagai
sebuah negara yang mengalami lebih dulu Reformasi−pencerahan di eropa secara
umum, Jerman banyak menelurkan Filsuf yang kemudian menjadi pelopor
rasionalisme, dan materialisme. Setelah Kant kita akan berangkat kepada Hegel.
Meskipun dalam banyak gagasan Hegel
mengkultuskan diri sebagai pengikut plato, namun banyak pemikirannya yang juga
amat terpengaruh dari Kant. Rasionalisme Hegel (1770-1831) adalah Filsuf
sezaman dengan Kant, dan kemudian banyak memperhatikan gagasan gagasan Kant
tentang Idealisme. Menurut Hegel Negara ideal adalah Prusia. Yaitu negara
tempat dia tinggal, yang sekarang bernama Jerman. Negara ideal menurut Hegel
adalah negara dimana rakyatnya makmur sejahtera, memiliki alat produksi masing
– masing dan tidak tertekan oleh pajak, serta aturan aturan dari raja. Akal
menurut Hegel ialah kepastian atas semua realitas yang ada. Oleh karena itu
hegel sangat percaya dengan rasionalitas. Rasioanalitas Hegel kemudian dapat
kita kenal sekarang lewat “ Dialektika” bagi Hegel setiap kebenaran harus
melampaui tiga fase : Tesis, Antitesis, dan Sintesis. Metode dialektika ini
sering di gunakan Hegel sebagai pisau analisa untuk menulis Sejarah. Bapak
Sejarah Kritis. Hegel membawa evolusi bagi setiap Ilmu. Baik ilmu kemanusian
ataupun ilmu kemasyarakatan. Selanjutnya Hegel di kenal sebagai Bapak Sejarah
Kritis. Dia membagi sejarah kedalam tiga jenis pokok. Pertama adalah sejarah
biasa, sejarah reflektif, kemudian adalah Sejarah Filsafati.
Sejarah dalam pelbagai bentuk ini
sudah banyak dikembangkan oleh pelbagai Filsuf modern, sampai post modern hari
ini. Pemikiran Hegel dapat di kategorikan sebagai pemikiran Filsuf yang paling
rumit untuk di pahami. Kendati demikian, kuliah – kuliah Hegel soal Sejarah banyak
di gandrungi di Jerman. Banyak pemikir – pemikir jerman yang kemudian
mengadopsi dan membuat antitesis berkenaan dengan pemikirannya. Banyak buku
sudah di buat untuk membedah pemikiran Hegel. Diantaranya, The Jerman Ideologi,
yang di tulis oleh muridnya sendiri. Karl H. Marx adalah seorang murid yang
paling rajin mengikuti perkuliahan Hegel, dia menyelami hampir seluruh
pemikiran Hegel dan kemudian mensitesakan dengan pemikiran, realitas yang di
dapat dari riset – risetnya soal keadaan sosial masyarakat Eropa di Inggris
pada khususnya. Kapitalisme Marx menulis dalam The Jerman Ideology bahwa
dialektika yang terjadi hingga berujung kebenaran adalah lewat basis realitas
ekonomi yang terjadi dalam masyarakat. Berbeda dari Hegel yang mengkultuskan
semuanya lewat Ide dan akan berakhirnya Sejarah. Marx menegaskan bahwa
dialektika antara Materi dan Sejarah masyarakat tidak akan pernah berhenti dan
akan terus berjalan selagi masyarakat itu ada.
Over produksi yang terjadi di tiap
– tiap pabrik besar di Inggris menimbulkan sebuah kesenjangan antara si Kaya
dan si Miskin. Banyaknya tenaga kerja yang di rumahkan menimbulkan sebuah
kelompok masyarakat tidak berdaya yang tidak memiliki faktor produksi.
Sementara itu si Empunya faktor produksi terus menjalankan produksinya yang
kian melimpah, dan memaksa golongan yang tidak mempunyai alat produksi tidak
memiliki pilihan lain selain bekerja di pabrik – pabrik mereka. Dehumanisasi.
Ditemukannya mesin uap oleh James Watt menggantikan tenaga manusia dengan
mesin. Untuk efisiensi pemilik pabrik tentu memilih menggunakan mesin, dan
kemudian merumahkan sekian banyak buruhnya. Keadaan buruh yang sudah di ujung
tanduk semakin di perparah oleh kondisi mereka yang kehilangan pekerjaan. Si
Kaya menganggap buruh (tenaga kerja) sebagai alat produksi untuk mendapatkan
keuntungan. Tanpa kembali kenilai para pekerja sebagai manusia, yang memiliki
keluarga dan memiliki kebutuhan dasar. Penghisapan dan penghancuran nilai
kemanusian para pekerja yang terus menerus selama dua abad kemudian di sebut
Karl H. Marx (abad ke-19) sebagai Kapitalisme. Riset mendalam Marx terhadap
para buruh yang bekerja di pabrik temannya (Engels) dijewantahkan dalam tiga
jilid masterpiece Das Capital I, II, III.
Menurut Marx, tidak ada jalan untuk
menghentikan kapitalisme kecuali dengan perlawanan kelas buruh, yang bertujuan
merebut alat produksi dari pemilik pabrik. Atau secara evolutif kapitalisme
akan hancur dengan sendirinya karena persaingan setiap pabrik, dan tidak adanya
pasar akibat terlalu banyak barang hasil produksi. Pun demikian bangsa Eropa
kenyataannya sampai hari ini masih lebih kaya secara ekonomi− kepemilikan
faktor produksi dibandingkan negara berkembang, khususnya Indonesia. Indonesia
yang berpenduduk 240 juta jiwa dijadikan ladang empuk bersarangnya kapitalisme.
Pasar. Dapat kita lihat dalam kehidupan sehari hari betapa konsumtifnya
masyarakat Indonesia. Eksistensi manusia yang sejak pada masa Rene Descartes
disebut “Cogito Ergosum (aku berpikir, karena aku ada)” dengan cepat berubah
menjadi “Kalo discount harus borong.” Pasalnya, kapitalisme yang sudah
memperbaiki diri menjadi neo-liberalisme terlanjur masuk terlalu dalam di bumi
yang kita pijak ini. Bahkan dalam ranah pendidikan.
Tidak usah jauh – jauh mengambil
contoh Sekolah Berstandard Internasional, atau gosip sekolah gratis sampai
tingkat SMP. Pernahkah kampus kita (UNJ) melakukan riset tentang lulusannya?
Berapa persentase dari mereka yang telah lulus dan memutuskan untuk menjadi
pengabdi dalam dunia pendidikan−menjadi ahli pendidikan, guru, dosen. Kemudian
adakah jurusan di Universitas kita yang boros, ada jurusan dan lulusannya
tetapi tidak terpakai keterampilan dan ijazahnya di masyarakat? Coba kita
tanyakan kepada diri kita masing – masing apa dan bagaimanakah seharusnya
Indonesia, melihat catatan panjang sejarah kemakmuran negeri ini dalam
Nusantara. Selanjutnya kita kembali kepada Jostein Gaarder. Akhir dari novel
ini mencengangkan. Ternyata Sophie adalah novel kado ulang tahun dari ayah
seorang gadis bernama Hilde Mooler Knag. Sebagai catatan berfilsafat adalah
berpikir menuju kebijaksanaan. Namun, ada baiknya dalam kehidupan sehari hari
tidak terjebak dalam ruang pikir dan wacana. mengutip Vladimir Ilich Lenin,
Revolusi adalah Praktek.
Best free play casino bonuses and promotions - Curacao
BalasHapusFind all the casino games available in the list below. All you need to do is 메리트 카지노 join an online casino, you can septcasino play for free with the best free play bonuses from 카지노사이트