Kalo banjir seperti ini sih UNJ
sudah seperti Venesia – Kota Wisata Sungai di Italia- ,” katanya.
Kamis (17/1), Hujan deras yang mengguyur kawasan
ibukota sejak dini hari berhasil membuat
lumpuh aktivitas warganya. Tak terkecuali di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Kampus yang berada di kawasan Jakarta Timur, pun tak luput dari terjangan banjir.
“Banjir kali ini adalah yang paling parah dari banjir musiman yang saban lima
tahun sekali yang melanda Jakarta,” ucap Rikwanto, Satpam UNJ. Satpam yang
telah bekerja 20 tahun di UNJ melanjutkan bahwa banjir kali ini juga disebabkan karena kali
yang melintas di UNJ terhambat oleh banyaknya sampah dan hujan yang sangat
deras akibatnya hujan beberapa jam saja sudah banjir.
Banjir besar yang melanda kampus jelas
sangat merugikan bagi civitas akademika UNJ. Seperti yang dialami oleh Helen
dan Okta, mahasiswi Manajemen Ekonomi ini akan melakukan siding skripsi hari
ini, namun mereka merasa pilu melihat kampusnya tergenang air setinggi satu
meter. “Hari ini merupakan jadwal skripsi saya. Saya sudah mempersiapkannya
dari kemarin tapi begitu melihat kampus, saya bingung jadi sidang atau tidak,”
keluh Helen. Mahasiswi angkatan 2008 ini juga menambahkan, kalau banjir ini
merupakan kali pertama ia rasakan di kampus. Senada dengan Helen, Okta pun baru
merasakan banjir. “Ini baru pertama saya mengalami banjir separah di kampus.
Kalo seperti ini sih UNJ sudah seperti Venesia – Kota Wisata Sungai di Italia-
,” katanya.
Banjir kali ini juga dirasa
menyusahkan bukan hanya oleh mahasiswa tetapi juga birokrat kampus. Bukan tanpa sebab karena, tak sedikit birokrat
yang malam sebelumnya memutuskan menginap di kampus untuk menyelesaikan
pekerjaan menjelang akhir semester ganjil. “Saya kaget, sewaktu shalat
subuh belum banjir. Tetapi jam 6.30 air
sudah menggenangi lantai satu Fakultas Ekonomi (FE),” tutur Dedi Purwana,
Pembantu Dekan (PD) I FE. Lebih lanjut, Ia merasa kebingungan karena banjir
yang mencapai 80cm berhasil merendam mobil-mobil yang terpakir di depan FE tak
terkecuali mobilnya sendiri.
Air banjir menggenagi hampir
diseluruh kawasan UNJ, kecuali di
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan gedung rektorat. Menurut Ketua Jurusan Teknik Sipil Santoso,
banjir ini juga disebabkan karena pembangunan yang dilakukan UNJ melalaikan
lingkungan dan menggusur daerah resapan yang ada di kampus. Ia menerangkan
bahwa hingga
saat ini UNJ tidak memiliki masterplan pembangunan drainase. Akibatnya, aliran
air di drainase tidak tentu arah dan saat hujan lebat turun beberapa bagian
kampus terendam. Pembangunan saluran air di UNJ selama ini menurut Santoso
terlihat seperti pembangunan berbasis proyek tanpa ada rencana menyeluruh. Ini
memastikan kalau banjir yang kerap terjadi disebabkan buruknya sistem drainase
di kampus.
Fakultas Teknik, UNJ |
Santoso pun menantang UNJ untuk
membuat masterplan yang jelas yang akan menopang aliran air hingga ke pembuangan
akhir. Santoso menganggap ini penting, agar drainase yang saat ini terus
dibangun dan diperbaiki tidak asal buat. ‘’Sekarang itu kan bangunnya sembarangan
saja seperti sistem proyek, dimana ada genangan air, disitu dibangun, di mana
ada disumbat disitu diperbaiki. Padahal drainase ini perlu masterplan secara
keseluruhan. Banyak hal yang menjadi pertimbangan seperti topografi, gerak
gravitasi yang menentukan arah air yang mengalir,’’ ungkap Santoso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar