Kamis, 17 Januari 2013

UNJ Tak Ubahnya Sungai




Kalo banjir seperti ini sih UNJ sudah seperti Venesia – Kota Wisata Sungai di Italia- ,” katanya.

Kamis (17/1),  Hujan deras yang mengguyur kawasan ibukota  sejak dini hari berhasil membuat lumpuh aktivitas warganya. Tak terkecuali di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kampus yang berada di kawasan Jakarta Timur, pun tak luput dari terjangan banjir. “Banjir kali ini adalah yang paling parah dari banjir musiman yang saban lima tahun sekali yang melanda Jakarta,” ucap Rikwanto, Satpam UNJ. Satpam yang telah bekerja 20 tahun di UNJ melanjutkan bahwa  banjir kali ini juga disebabkan karena kali yang melintas di UNJ terhambat oleh banyaknya sampah dan hujan yang sangat deras akibatnya hujan beberapa jam saja sudah banjir.
Banjir besar yang melanda kampus jelas sangat merugikan bagi civitas akademika UNJ. Seperti yang dialami oleh Helen dan Okta, mahasiswi Manajemen Ekonomi ini akan melakukan siding skripsi hari ini, namun mereka merasa pilu melihat kampusnya tergenang air setinggi satu meter. “Hari ini merupakan jadwal skripsi saya. Saya sudah mempersiapkannya dari kemarin tapi begitu melihat kampus, saya bingung jadi sidang atau tidak,” keluh Helen. Mahasiswi angkatan 2008 ini juga menambahkan, kalau banjir ini merupakan kali pertama ia rasakan di kampus. Senada dengan Helen, Okta pun baru merasakan banjir. “Ini baru pertama saya mengalami banjir separah di kampus. Kalo seperti ini sih UNJ sudah seperti Venesia – Kota Wisata Sungai di Italia- ,” katanya.
Banjir kali ini juga dirasa menyusahkan bukan hanya oleh mahasiswa tetapi juga birokrat kampus.  Bukan tanpa sebab karena, tak sedikit birokrat yang malam sebelumnya memutuskan menginap di kampus untuk menyelesaikan pekerjaan menjelang akhir semester ganjil. “Saya kaget, sewaktu shalat subuh  belum banjir. Tetapi jam 6.30 air sudah menggenangi lantai satu Fakultas Ekonomi (FE),” tutur Dedi Purwana, Pembantu Dekan (PD) I FE. Lebih lanjut, Ia merasa kebingungan karena banjir yang mencapai 80cm berhasil merendam mobil-mobil yang terpakir di depan FE tak terkecuali mobilnya sendiri.
Air banjir menggenagi hampir diseluruh kawasan  UNJ, kecuali di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan gedung rektorat.  Menurut Ketua Jurusan Teknik Sipil Santoso, banjir ini juga disebabkan karena pembangunan yang dilakukan UNJ melalaikan lingkungan dan menggusur daerah resapan yang ada di kampus. Ia menerangkan bahwa hingga saat ini UNJ tidak memiliki masterplan pembangunan drainase. Akibatnya, aliran air di drainase tidak tentu arah dan saat hujan lebat turun beberapa bagian kampus terendam. Pembangunan saluran air di UNJ selama ini menurut Santoso terlihat seperti pembangunan berbasis proyek tanpa ada rencana menyeluruh. Ini memastikan kalau banjir yang kerap terjadi disebabkan buruknya sistem drainase di kampus.
Fakultas Teknik, UNJ
Santoso pun menantang UNJ untuk membuat masterplan yang jelas yang akan menopang aliran air hingga ke pembuangan akhir. Santoso menganggap ini penting, agar drainase yang saat ini terus dibangun dan diperbaiki tidak asal buat. ‘’Sekarang itu kan bangunnya sembarangan saja seperti sistem proyek, dimana ada genangan air, disitu dibangun, di mana ada disumbat disitu diperbaiki. Padahal drainase ini perlu masterplan secara keseluruhan. Banyak hal yang menjadi pertimbangan seperti topografi, gerak gravitasi yang menentukan arah air yang mengalir,’’ ungkap Santoso.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar