Penulis : Drs. Sarjana Sigit Wahyudi, M.S.
Penerbit : Bendera
Tahun Terbit : 2001
Halaman : 182 hlm
Ya, pasti ! Buruh dan tani di Indonesia belum merdeka sampai
kapan pun! Bila Neo kolonialisme dan Imperialisme masih bercokol di
bumi Indonesia ini – Soekarno
Pemogokan
kerja adalah bukan hanya bentuk perlawanan untuk menuntut kesejahteraan
dari kaum pemilik modal. Lebih dari itu mogok yang dilakukan buruh juga
suatu bentuk perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali
ekonomi-politis hak-hak industrial. Aksi buruh kali pertama terjadi di
Amerika menjelang akhir abad 19 dengan menuntut pengurang jam kerja dan
taraf kehidupan yang laik. Hingga akhirnya menyebar keseluruh penjuru
dunia. Tak terkecuali di Indonesia yang pada saat itu merupakan daerah
jajahan pemerintah Belanda.
Kolonialisasi pasti banyak
sekali menghisap tenaga kerja rakyat Indonesia dari awal abad 17. Hingga
akhirnya pada tahun 1920an, buruh maupun tani Indonesia melakukan
perlawanan dengan melakukan aksi mogok kerja. Aksi mogok tersebut ialah
membuat pabrik yang dimiliki penjajah merugi. Karena selama buruh maupun
tani bekerja dibayar dengan sangat murah bahkan untuk membeli 1kg beras
pun tak cukup. 1945, Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaan
yang berarti lepas dari belenggu penjajahan.
Namun,
kehidupan buruh masih sangat memprihatinkan. Aksi mogok buruh pertama
setelah merdeka yakni di daerah Klaten, medio 1948. Mereka yang
melakukan pemogokan adalah buruh kapas, rosella dan karung yang
tergabung dalam organisasi Sarbupri (Serikat Buruh Perkebunan Republik
Indonesia). Aksi buruh ini sarat muatan akan konstelasi politik yang
melanda Indonesia pada saat itu. Aksi ini yang nantinya akan menjadi
cikal bakal Madiun Affair 18 September 1948.
Sarbupri
, seperti buruh pada umumnya yaitu menutut kenaikan upah dan
penghidupan yang laik. Ada kesenjangan yang sangat nyata pada buruh
dengan pemilik modal dan pemilik tanah. Keadaan inilah yang dimanfaatkan
oleh PKI yang saat itu mengalami pencitraan buruk setelah Amir
Syarifudin, didepak dari kursi perdana mentri. Ketika itu Amir
Syarifudin, langsung mengambil sikap dengan menyatakan oposisi dengan
pemerintah yang menyetujui perjanjian renville. Salah satu cara yang
dilakukan untuk mendapat dukungan dari masyarakat adalah dengan
memberikan simpati dan dukungan terhadap buruh di Klaten.
Hal
itu dianggap pahlawan oleh kaum buruh di Klaten dan Sarbupri pun setuju
menjadi sub underbouw PKI di bawah naungan SOBSI. Ini terbukti dengan
buruh yang ikut organisasi Sarbupri berjumlah 15.000, sedangkan jumlah
buruh di sana mencapai 20.000. Namun, tidak semuanya bejalan lancar.
Para pemilik modal dan tuan tanah yang merasa rugi akibat pemogokan di
dekati oleh Masyumi yang saat itu partai besar. Masyumi memberikan
pemahaman berbau agama kepada buruh. Masyumi bersintesa, dalam
Al-Qur’an kita tidak boleh membuat orang lain merugi, apabila kita
melakukan itu kita dosa.Dan, membuat SBTII (Serikat Buruh Tani
Islam Indonesia). Akan tetapi PKI membuat antitesa yang banyak diamini
oleh buruh, biarkan pemilik modal maupun tuan tanah merugi
sementara waktu. Biar mereka tahu betapa sengsaranya kehidupan yang
selama ini dialami buruh. Kita ini, tenaga revolusioner ! Mereka dapat
tertawa senang diatas keringat jerih payah kita.
Pertikaian
“ 2 gajah “ ini tak hanya sampai di sana. Ketika sarbupri melakukan
pemogokan SBTII mencoba bekerja menggantikan buruh sarbupri, yang
akhirnya memakan korban jiwa. Aksi buruh Sarbupri ini mendapat dukungan
dari serikat buruh lain di beberapa kota seperti di Semarang. Aksi ini
pun berakhir Juni 1948, dengan pelbagai kesepakatan. Sialnya, dikalangan
organisasi kiri pun mengalami perpecahan. Syahrir dengan moderatnya,
Amir Syarifudin yang memihak Soviet dan Tan malaka yang memilih netral.
Ini yang membuat tidak kuat di dalam BP KNIP untuk menggoyahkan Perdana
Mentri Hatta. Lalu Amir mengambil langkah berani dengan melakukan
pemberontakan 18 September 1948. Karena kalah suara dalam BP KNIP.
Dengan melakukan pemogokan buruh mempunyai bargain yang kuat untuk
memperjuangkan kehidupannya. Begitulah kehidupan buruh. Tunduk ditindas,
Diam ditindas. Tunduk dan Diam, atau bangkit melawan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar