Kamis, 06 Desember 2012

Awal untuk Pelajari Karl Marx




Judul Buku     : PETA PEMIKIRAN KARL MARX
(Materialisme Dialektis dan Materialisme historis)
Penulis       : Andi Muawiyah Ramly
Penerbit     : LkiS, Yogyakarta
Cetakan     :  2000
Tebal         : xiv + 195 halaman

Marxisme yang selama ini dianggap "hantu" di Indonesia, menyebabkan masyarakat sangat takut untuk mengenal, apalagi masuk kepada luas dan tajamnya pemikiran Karl Marx. Jika dogma ini terus tumbuh, suatu kerugian yang sangat besar untuk mengabaikan pemikiran karl marx sebagai ilmu pengetahuan dan juga sebagai seorang ideolog yang banyak melakukan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Sebenarnya masyarakat tidak perlu larut dengan doktrin yang dibentuk oleh pemerintah orde baru tersebut. Memang, jika kita mempelajari pemikiran "mbah jenggot" ini secara tertutup, asal telan saja, maka jelas akan sangat berbahaya. Tetapi jika kita memahaminya secara terbuka dan kritis, pada dasarnya "tidak ada yang salah" dengan pemikiran-pemikiran Marx.
Di awal buku Peta Pemikiran Karl Marx (Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis) karya Andi muawiyah Ramly ini, penulis menolak anggapan bahwa seorang yang mempelajari Marxisme otomatis menjadi seorang marxis. Dengan merujuk pada tokoh Mohammad Hatta yang mempelajari Marxisme namun sangat teguh memegang ajaran Islam. Penulis juga mencoba menjembatani kesalahpahaman yang mengidentikkan Marxisme dengan Komunisme, karena keduanya berbeda. Sementara itu, Friedrich Engels dan Karl Kautsky membakukan ajaran Marx dengan istilah "Marxisme" dan melakukan penyederhanaan-penyederhanaan terhadap pemikiran Marx yang dianggap banyak pengamat menyimpang. Mungkin sebab itulah Karl Marx berujar "Yang saya tahu, saya bukan seorang Marxis". Karena itu penulis menganggap bahwa Marxisme tidak sama dengan ajaran Marx.
Di awal buku ini pun disampaikan tiga alasan yang melatarbelakangi penulis dalam mengetengahkan peta pemikiran Marx. Pertama, ajaran Karl Marx menawarkan janji penyelamatan sosial, sehingga para penganutnya mempunyai rasa optimis untuk mencapai kedamaian dan keamanan serta pemecahan berbagai persoalan. Kedua, hampir setiap aktivitas manusia modern berada dalam lingkup dan bahasan dari pola gagasan marx. Jadi tidak dapat dilewatkan dalam babakan akademisi dan kehidupan praksis. Ketiga, ajaran Marx tidak pernah usang untuk dibicarakan karena sesuai dengan realita dan perubahan zaman.
Bab pertama buku ini mengupas habis riwayat hidup Marx. Pada tanggal 5 mei 1818 Karl Heinrich Marx terlahir di Traves, Prusia (sekarang Jerman). Pada usia 23 tahun ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu filsafat, dengan disertasi :The Difference Between the Natural Philosophy of Democritos and Natural Philosophy of Epicurus ( Perbedaan antara Fisafat Alam Democritos dan Filsafat Alam Epicurus). Marx menjadi wartawan karena gagal merintis karier dosen. Kemudian ia pindah ke Koln dan menjadi seorang Pemimpin Redaksi majalah oposisi Rheinissche Zeitung. Setelah majalahnya diberangus karena kritikannya terhadap pemerintah terlalu tajam, Marx pindah ke Paris. Ini adalah awal pengembaraan yang panjang, di sini ia merasakan penderitaan , pengucilan , pengusiran, dan penjara yang sangat berpengaruh terhadap kesadarannya tentang arti kemiskinan.
Marx banyak mengutip ajaran pemikir-pemikir sebelumnya untuk menyempurnakan teorinya. Marx menggali ajaran revolusi dan Sosialisme dari Perancis , Ekonomi Politik dari Inggris serta filsafatnya yang ditimba langsung dari tradisi kefilsafatan Jerman, yaitu Hegel dan Ludwig Fuerbach sehingga lahirlah apa yang dinamakan filsafat Materialisme Historis.
Filsafat materialisme adalah anggapan dasar bahwa kenyataan berada di luar persepsi manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari ide (hal 90). Materialisme mengarah pada anggapan bahwa kenyataan yang sesunguhnya adalah benda atau materi, karena itu persoalan roh atau jiwa dianggap bukan sebagai substansi yang berdiri sendiri, tetapi dirumuskan sebagai proses materi.
Marx mengartikan Dilektika Materialisme sebagai keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus tanpa ada perantara (halaman 110). Materialisme Historis adalah penafsiran sejarah dari sudut ekonomi. Marx bertumpu pada dalil bahwa produksi dan distribusi barang dan jasa merupakan dasar untuk membantu manusia mengembangkan eksistensinya. Jadi di sini digambarkan bahwa kehidupan sosial ekonomi yang mendasari setiap kiprah manusia. Marx juga menyatakan bahwa riwayat pada setiap masyarakat adalah sejarah pertentangan kelas. Konsep pertentangan kelas merupakan pokok soal yang diturunkan dari cara produksi dan hubungan produksi yang timpang dalam masyarakat.
Buku ini merupakan bacaan yang cuku[ menarik jika kita mengkajinya secara kritis, terbuka dan tidak asal "telan" saja. Sudah saatnya bangsa Indonesia mulai membuka diri dan bersikap lebih objektif terhadap realitas yang terjadi, bukan hanya menakut-nakuti masyarakat dengan isu bahaya laten yang malah membelenggu ruang demokrasi di bumi Indonesia. Karena setelah sekian lama kita berjalan dalam ketakutan yang sengaja dibuat, namun realitanya semua itu hanya membatasi pemikiran manusia yang haus akan ilmu. Saatnya telah tiba untuk sama-sama membuka cakrawala pengetahuan untuk melangkah menuju sebuah kemajuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar