Buku : Massa actie
Tahun terbit : 1926
Penulis : Tan Malaka
Akhir – akhir ini public
disuguhkan oleh demonstrasi yang
dilakukan oleh masyarakat. Dimulai oleh buruh di kawasan bekasi yang melakukan
aksi pada awal tahun. 3 bulan kemudian, isu kenaikan BBM pun menyulut
masyarakat untuk melakukan demonstrasi sebagai sikap menolak kebijakan
pemerintah. Hingga yang terakhir adalah perayaan hari buruh sedunia atau biasa
disebut Mayday. Dimana buruh merayakan “kemenangannya”dengan turun ke
jalan-jalan di ibu kota menuntut hak-haknya sebagai pekerja.
Demonstrasi seolah menjadi sikap
masyarakat untuk menolak kebijakan yang dianggap merugikannya. Di Indonesia
sendiri buku tentang demonstasi telah lama ditulis oleh seorang founding father
yaitu Tan Malaka. Tan malaka yang dikenal sebagai bapak republic menuliskan sebuah risalah
perjuangan yang akan tetap dipegang teguh sampai akhir hayatnya. Massa actie
ditulis oleh tan malaka ditahun 1926 telah banyak memberikan inspirai bagi
banyak orang. Bahkan, seorang Soekarno pun tersadarkan akan kemerdekaan.
Indonesia Menggugat itulah pidato
soekarno setelah membaca buku massa actie.
Tan malaka, menulis massa actie
karena kekesalannya terhadap pemberentokan yang dilakukan ISDV tahun 1926.
Pemberontakan itu dinilai melanggar etika, karena tidak meminta izin kepadanya.
Padahal saat itu Tan Malaka sebagai ketua komintern asia tenggara. Menurut Tan
malaka, pemberontakan itu hanya berdasarkan kepentingan segelintir pihak bukan
mewakili seluruh rakyat Indonesia. Buku
ini menitik beratkan pada pengorganisasian peserta demonstrasi (massa actie).
Menurut Tan Malaka, perebutan kekuasaan dengan radikal (putch) bukanlah solusi
terbaik. Baginya, putch itu adalah satu aksi segerombolan kecil yang bergerak
diam-diam dan tak berhubungan dengan rakyat banyak. Gerombolan itu bisanya
hanya membuat rancangan menurut kemauan dan kecakapan sendiri tanpa memedulikan
perasaan dan kesanggupan massa.
Massa yang terdidik tidak akan
meninggalkan massa aksi yang lain bila tertangkap aparat. Tambahnya lagi massa
aksi yang terdidik bukanlah massa hanya berjuang untuk kebutuhan yang terdekat
dan sesuai dengan kepentingan ekonomi. Selain membahas massa actie, tan malaka
juga memberikan gambaran betapa bangsa Indonesia sangat sengsara oleh adanya
kolonialisme Belanda. Dibagian akhir, Tan malaka juga memberikan amanat tentang
pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia. Akuilah dengan yang putih bersih, bahwa kamu sanggup dan mesti belajar
dari orang Barat. Tapi kamu jangan jadi peniru orang Barat, melainkan seorang
murid dari Timur yang cerdas, suka memenuhi kemauan alam dan seterusnya dapat
melebihi kepintaran guru-gurunya di Barat. Lebih lanjut ia menambahkan
sikap kita sebagai murid,”Belumlah kamu bisa dianggp seorang murid atau bahkan
seorang manusia apabila kamu melupakan gurumu.”
*masyarakat yang dimaksud termasuk mahasiswa maupun buruh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar