Senin, 30 April 2012

The Internationale (Indonesia)

Internasionale
Bangunlah kaum jang terhina,
Bangunlah kaum jang lapar.
Kehendak jang mulja dalam dunia.
Senantiasa bertambah besar.
Hantjurkan adat dan faham tua
kita Rakjat sadar-sadar.
Dunia sudah berganti rupa
Untuk kemenangan kita.
Perdjoangan penghabisan,
Kumpullah melawan.
Dan Internasionale
Pastilah didunia.

Senin, 02 April 2012

Laptop untuk Mahasiswa Kedinasan



 Mahasiswa kedinasan dari Papua harus lebih sabar menunggu laptopnya.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) membuat program  pengadaan laptop untuk mahasiswa kedinasan. Program ini digagas langsung oleh Dudung, Sekretaris Jurusan PGSD. Ia merasa bahwa semangat belajar mahasiswa kedinasan perlu mendapat apresiasi. Selain itu, program berbentuk pemberian kredit laptop ini, merupakan wujud itikad baik untuk memudahkan mahasiswa mengerjakan tugas perkuliahan. “Program ini saya bentuk atas permintaan mahasiswa kedinasan Ini merupakan salah satu bentuk apresiasi saya terhadap keseriusan mahasiswa kedinasan dalam melaksakan perkuliahan,” tutur Dudung . Hal ini pun diamini oleh Denis, Mahasiswa PPGT 2010 dari Nabire, “Ya, jika ada tugas yang sangat mendadak dan esok hari harus dikumpulkan kami terpaksa begadang untuk menyelesaikan tugas itu.”
Mahasiswa kedinasan adalah mereka yang dikirim dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya Papua, untuk kuliah di UNJ. Biaya hidup mereka ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) asal. Mereka dikirimi uang Rp 550.000 per bulan dengan rincian Rp 250.000 uang saku dan Rp 300.000 uang buku. Dengan bergulirnya program pengadaan laptop, maka mereka harus menyisihkan lebih dari separuh uang saku dari PEMDA, untuk membayar kredit laptop. “Masalah besarnya potongan uang itu ya sampai lunas dan tergantung merek gadgetnya,” ungkap Dudung.  Sehingga, mahasiswa pun  harus rela jika uang sakunya harus dipotong untuk mencicil laptop. Yakni sejumlah Rp 300.000 per bulan untuk netbook dan Rp 400.000 per bulan untuk laptop.
Terkait pengadaan laptop, Dudung mengungkapkan bahwa, ia masih mencari  supplier yang menyedialan barang bagus dengan harga murah. Untuk itu, ia melakukan komparasi ke berbagai tempat. “Saya mencari sendiri ke toko-toko gadget di daerah Mangga Dua, Kenari Mas dan Glodok, lalu saya membandingkannya mana yang lebih murah dan bagus. Sejauh ini saya masih melakukan komparasi, jadi mahasiswa harus lebih sabar menunggu,” tandasnya.
 Program ini sudah berjalan sejak bulan Desember 2011, namun hingga kini laptop yang seharusnya sudah diberikan kepada mahasiswa kedinasan belum juga datang. Padahal uang mereka sudah dipotong untuk angsuran sejak awal program berjalan. Hal ini membuat banyak mahasiswa kedinasan geram. “Saya merespon baik ketika bulan Desember diadakan program pengadaan laptop. Ini sangat membantu saya yang kesulitan mengerjakan tugas kuliah. Tapi, hingga kini laptop belum jelas, padahal uang kiriman sudah dipotong,” ungkap Jammy kesal. “Programnya tidak begitu jelas, saya sudah tunggu dari bulan Januari, akhirnya saya beli laptop sendiri tetapi tetap saja uang saya dipotong untuk program ini,” tambah Misbahul, Mahasiswa PPGT dari Papua.
Keberlangsungan program pengadaan laptop ini rupanya menghasilkan masalah baru bagi mahasiswa kedinasan. Mereka pun protes atas situasi yang malah menjadi tidak jelas. Pemotongan uang saku sudah dilakukan, namun laptop tak kunjung datang. “Programnya belum berjalan, katanya baru mau dimulai ketika April nanti tapi uang kita sudah dipotong sebesar Rp 300.000,“ protes Alfred, mahasiswa PPGT Papua.
Ironisnya, pihak jurusan dan dekanat justru tidak tahu menahu mengenai program ini. “Saya tidak tahu-menahu mengenai laptop itu karena saya baru diangkat menjadi ketua jurusan dan sedang fokus dengan proyek kerja saya saat ini,” ungkap Arifin Maksum Ketua Jurusan PGSD. Nariah, Sekretaris Dekan FIP menambahkan, “saya pun tidak tahu bahwa ada program seperti itu terlebih sampai memotong uang jajan mereka (mahasiswa kedinasan).