Kamis, 29 Maret 2012

Petaka BBM


Rencana pemerintah untuk menaikkkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 1 april. Pemerintah akan menaikan harga BBM sebesar 1500 menjadi 6000 dengan alasan harga minyak dunia sudah sangat mahal yakni dikisaran US$125/barel.“ menuai reaksi negatif dari pelbagai kalangan masyarakat.” Dengan bensin yang harganya 4500 saja, untuk memcukupi kebutuhan sehari-hari saja sulit apalagi kalo BBM naik, pasti semua harga akan naik,” tutur Adi,sopir bajaj di depan UNJ.
Rencana ini pun dianggap keliru oleh pelbagai kalangan masyarakat, tak terkecuali mahasiswa. Ini terlihat dengan banyaknya aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM yang dilakukan pelbagai organisasi selama bulan maret. Aksi penolakan mahasiswa terhadap rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terjadi diseluruh Indonesia. Namun, yang diliput oleh media mainstream hanya aksi yang berujung bentrok saja. Demonstrasi tidak hanya dilakukan di institusi pemerintahan tetapi juga dilakukan di institusi pendidikan yakni kampus.

Kali ini (29/3), sekitar 50 mahasiswa Fakultas ilmu Sosial (FIS) dan fakultas teknik (FT) dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ)  yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Univesitas Negeri Jakarta ( KBM-UNJ) menggelar aksi unjuk rasa dari dalam kampus,mengelilingi semua gedung fakultas dan melakukan long march ke by pass rawamangun.

Dalam aksinya, mereka menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April mendatang. Serta mereka juga ingin menggalang dukungan aksi ini dengan meminta mahasiswa maupun warga meletakkan tanda tangannya disebuah spanduk, sebagai bentuk penolakan kepada rencana pemerintah .
Selain menggelar aksi dengan orasi, mahasiswa juga menggelar aksi treatikal. “Aksi ini ditujukan kepada masyarakat bahwa, aksi mahasiswa tidak selalu identik dengan kekerasan dan pengrusakan fasilitas umum,” ucap,Yusuf Budi,seorang peserta masa aksi.

Kendati begitu aksi ini tidak sempat memacetkan arus ruas jalan arah Rawamangun menuju perempatan Pramuka. “Kami ingin mengembalikan citra baik aksi mahasiswa tanpa mengganggu ketertiban umum,” kata Reza,mahasiswa p.ips 2010

"Ya, kami menolak tegas rencana kenaikan harga BBM, makanya kami turun ke jalan untuk menggelar aksi unjuk rasa disini, jauh dari itu ami juga menutut pendidikan murah dan berkualitas " ujar koordinator aksi,Fiqih Nurdiansah

Dalam aksinya, massa KBM-UNJ ni juga menuntut pada pemerintah agar melakukan reforma agraria sejati, nasionalisasi aset perusahaan milik asing yang mengolah semua sumber daya alam di Indonesia. Karena, selama ini pemerintahan telah melakukan kejahatan HAM berat yaitu pelanggaran terhadap konstitusi pasal 33 ayat 3

Jumat, 09 Maret 2012

Pramoedya Ananta Toer (Pram) : Sastra untuk Rakyat Kecil


Bagi Pram sastra atau apapun bentuknya harus menegakkan keadilan, sastra bukan hanya untuk keindahan bagi diri sendiri tapi sastra harus membela pekerja dan rakyat kecil. Sastra perlu untuk perkembangan kehidupan masyarakat secara konkrit. Pram seorang sastrawan memiliki kepribadian yang kuat bahkan bagi orang yang belum mengenalnya ia dianggap seorang yang egois. Pram memiliki prinsip sejaln dengan bung Karno yaitu revolusi . Tulisan-tulisan Pram sangat meledakkan revolusi bahkan dapat membuat pembacanya bergelora.

Karena prinsip yang sejalan dengan Bung Karno, masuklah ia dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) sebuah ormas dibawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tulisan-tulisan Pram di harian bintang timur melecut semangat revolusi dan mencerca sastrawan yang tidak sejalan dengan revolusi. Para sastrawan yang di menceraca karena tidak sajalan dengan revolusi mendeklarasikan Manifestasi Kebudayaan (Manikebu). Bagi manikebu sastra terletak pada keindahan isi bukan memperjuangkan kaum tertindas.

Hal tersebut makin membuat Pram berang ia makin mencerca Manikebu dalam harian Bintang Timur. Pram menyebut Manikebu ragu-ragu terhadap revolusi dan meminta Bung Karno melarang seniman Manikebu untuk menulis. Permintaan Pram bak gayung bersambut Bung Karno langsung melarang sastrawan Manikebu untuk menulis. Walaupun akhirnya para sastrawan manikebu tetap bias menulis dengan menggunakan nama samaran.
Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Ia lahir dari keluarga yang mengutamakan pendidikan. Ia sempat sekolah teknik di Surabaya walau akhirnya harus terhenti karena Perang Dunia II. Dalam masa revolusi perannya pun tidak dapat dipisahkan dengan hobi menulisnya. Pada agresi Militer Belanda I tahun 1947 ia menulis dan menyebarkan plakat-plakat perjuangan Indonesia lalu tertangkap oleh pihak Belanda dan masuk bui di penjara bukit duri.
Setelah terjadi G30S 1965 menjadi titik balik karir Pram yang dekat dengan pemerintah. Semua yang terlibat dengan PKI “dihabisi” tak terkecuali Pram, ia dianggap ikut merancang kudeta dengan pembunuhan 7 Jendral oleh pemerintahan yang baru. Pram di penjara selam 14 tahun selama pemerintahan Soeharto (13 Oktober 1965-Juli 1969 di P.Nusa Kambangan, P.Buru Agustus 1969- 12 November 1979, Magelang November-Desember 1979). Saat akan dibuang ke P.Buru Ia meminta pada pemerintah untuk mengizinkannnya membawa “hartanya” yakni mesin ketik.

10 tahun selama di P.Buru menjadi tahanan pulitik ia mendapat pengawalan yang sangat ketat oleh pemerintah. “Pram, sering dipindah-pindahkan tempat tahanannya” kata Diro Utomo,teman satu barak Pram saat di P.Buru. Pram hanya boleh menulis di depan para tentara dan hasil tulisannya harus diperlihatkan pada tentara.
Pram melihat kekejaman terjadi selama di P.Buru ia ingin para tahanan poltik untuk menulis dan menceritakannya kembali kepada public suatu saat nanti. Di sinilah karya terbaik Pram di mulai yakni tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia, Anak Semua bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca). Kumpulan tulisan para tahanan poltik disatukan oleh Pram menjadi buku yang diketik menggunakan bungkus semen.

Setelah bebas tahun 1979 tulisan-tulisan Pram mulai “berbeda” dilihat dari isinya. Pram tidak lagi mengelorakan semangat revolusi tapi ia lebih banyak menulis tentang kediktatoran militer dan pembangunan yang memihak kalangan tertentu. Tahun 1995 ia meraih Ramon Magsaysay Award dari Filipina untuk nominasi penjunjung Hak Asasi Manusia,kontan ini mendapat tentangan dari sastrawan Manikebu yakni Mochtar Lubis karena Pram tidak menjunjung HAM saat Pram meminnta Bung Karno melarang sastrawan Manikebu menulis. Dimasa tuanya ia masih tetap menulis seperti: Jalan Raya Pos,Jalan Deandles. Pram meninggal di Jakarta, 30 April 2006 satu cita-citanya yang belum terwujud yakni membuat Ensiklopedi Indonesia.

Kamis, 08 Maret 2012

VENEZUELA PUNYA REVOLUSI. INDONESIA ?

-->
Negara yang kaya akan sumber minyak akan terus dihantui oleh Amerika – Hugo R Chavez
Siapa yang tak kenal dengan Hugo Rafael Chavez Frias ? Pemimpin sebuah negara di kawasan benua Amerika yang menentang neo-liberalis ala Amerika. Hugo memimpin Venezuela sejak pemilu tahun 1998 di negara tersebut. Sebelum pemilu tahun 1998 di Venezuela rakyat kecil tidak berhak mempunyai hak suara saat pemilu berlangsung.
Saat kampanye pemilihan presiden, Hugo menjanjikan kepada rakyat kecil untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan poltik negaranya. Hugo merangkul semua kalangan bawah seperti petani, buruh kecil dan para gelandangan. Hugo merasa miris karena Venezuela merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia tetapi banayak rakyatnya yang masih miskin dan tak mempunyai tanah.
Saat terpilih menjadi presiden, Hugo memanfaatkan media sebagai cara untuk tetap menjalin komunikasi kepada rakyatnya dengan cara membuat program di stasiun televisi pemerintah. Setiap mingggu Hugo menerima telepon pengaduan atau bahkan keluhan dari rakyatnya tetapi, ia tidak merasa terbebani karena Hugo menganggap rakyatlah yang telah memilihnya dan ia bertanggung jawab atas itu.
3 tahun memimpin tidak mengalami kemajuan berarti di bidang ekonomi terutama sektor minyak. Hal ini dikarenakan kilang minyak yang digunakan untuk mengebor minyak dari bumi Venezuela berasal dari Amerika. Hugo mengambil sikap yang berani dengan menasionalisasikan perusahaan minyak asing dan mengurangi ekspor minyak ke Amerika. Alhasil, Amerika panik dengan kondisi tersebut dan menuduh bahwa Hugo telah melakukan kebohongan selama memerintah  Venezuela yakni korupsi.
Peristiwa nine eleven yang merubuhkan menara kembar WTC di Amerika, ditanggapi oleh Amerika dengan membom Afganistan yang menimbulkan banyak korban sipil. Hal ini disikapi oleh Hugo Chavez sebagai kejahatan perang. Hugo berpendapat teror jangan dibalas dengan teror terlebih jika sampai menimbulkan korban sipil. Situasi ini dimanfaatkan oleh kubu oposisi pemerintah dengan melakukan pemberitaan palsu yaitu, korupsi Hugo dan sikap Hugo yang dianggap mendukung terorisme melalui televisi swasta di negara tersebut. Tak cukup sampai disitu pemimpin oposisi,Carmona diundang ke gedung putih membahas kisruh ekonomi Venezuela. Siaran televisi swasta tersebut berhasil mempengaruhi rakyat Venezuela khususnya para pengusaha.
Seruan televisi swasta untuk melakukan demonstrasi besar-besaran di depan istana presiden itu berhasil dan mendapatkan perlawanan dari kubu pro Hugo Chavez, yang kemudian terjadi clash hingga merenggut 10 korban jiwa. Rakyat anti Hugo sangat marah dan memaksa Hugo untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Komandan militer yang seharusnya menjaga Hugo pun membelot dan akan melakukan pengunduran Hugo secara paksa yang lazim disebut kup atau kudeta.
Suasana sangat genting, Hugo tetap tidak ingin mengundurkan diri dan ia pun di asingkan. 12 april 2002, terciptalah pemerintahan baru yang dipimpin oleh Carmona dan merevisi semua kebijakan-kebijakn Hugo. Tak semuanya berlangsung mulus karena pendukung Hugo melakukan perlawanan dan disikapi secara represif oleh militer. 14 april 2002 pendukung Hugo menuntut pemerintah mundur dan mengembalikan Hugo sebagai presiden dengan semangat “ Hugo adalah teman kita”. Mereka melakukan demonstrasi besar-besaran yang membuat suasana menjadi chaos hingga akhirnya Carmona kabur dan akhirnya Hugo kembali menjadi presiden. Hugo dan pendukungnya yakin bahwa CIA berada dibalik kudeta.
Keteladanan Hugo Chavez
Terlihat sikap seorang negarawan yang besar dari Hugo dengan bersedia mendengar keluh kesah rakyatnya,seorang revolusioner yang mampu menasionalisasi perusahaan asing untuk dikelola rakyatnya sendiri. Ketika ia kembali menjadi presiden setelah kudeta. Ia menolak telah membuat sejarah dan ia berkata “ rakyatlah yang membuat sejarahnya”. Selain itu ia seorang demokratis dengan tetap mengizinkan adanya kubu oposisi. Lau telhatlah peran sentral dari media terbukti dari masing-masing kubu saling memanfaatkan media untuk menarik simpati dari publik.
Negara dengan sumber daya alam yang kaya akan menjadi mangsa untuk negara adikuasa seperti amerika Serikat dengan pelbagai cara untuk menguasai sumber daya alam negara kaya tersebut. Contoh yang paling nyata dan masih cukup diingat ialah penggulingan Moammar khadafi dari Libya dengan alasan bahwa Khadafi dianggap tidak demokratis dan seorang diktator ia dilenyapkan tapi apa yang terjadi sekarang Libya? Negara itu kebingungan mencari sosok pemimpin ( Kompas,7 Maret 2012).
Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Bukan tak mungkin Indonesia dapat mewujudkan cita-cita negara dalam preumble konstitusi alinea ke- 4 maupun dalam konstitusi pasal 33. Jika kita mempunyai sosok pemimpin seperti Hugo Chavez dan Kekompakan rakyatnya yang berubah menjadi aksi massa yang mengerikan. “ rakyat bersatu tak terkalahkan ! “

Sabtu, 03 Maret 2012

Informasi untuk persatuan


Bintang itu bernama bintang kejora,bintang berwarna putih. Bintang itu bintang harapan bagi kami dengan darah yang merah,niat yang putih suci dan ketentraman laut yang biru- Dortheys Hiyo Eluay





Salah satu faktor pendorong kemerdekaan Indonesia adalah tersiarnya kabar kekalahan Jepang oleh pasukan sekutu. Berita tersebut menyebar luas hampir ke penjuru dunia termasuk Indonesia sebagai negeri jajahannya. Para pemuda yang diketuai oleh Sutan Syahrir, mengetahui hal tersebut lalu mendesak golongan tua (Soekarno,Hatta) untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pagi hari, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Sukarno, meski dengan kondisi sakit, ia tetap memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah terjajah selama 3,5 abad ini ditemani oleh Moh.Hatta. Berita kemerdekaan Indonesia disiarkan melalui kantor berita domei dan kian tersebar tetapi, di dalam negeri Indonesia sendiri dengan teknologi yang masih sangat sederhana berita penting itu hanya dapat mencakup pulau Jawa-Sumatera. Padahal, menurut bung Karno dalam buku yang ditulis Cindy Adams, ia menjelaskan bahwa proklamasi mewakili wilayah Indonesia meliputi bekas jajahan Belanda dan Jepang yakni dari Sabang-Merauke.

Belanda memanfaatkan situasi ini di bagian wilayah Indonesia yang paling timur yaitu Irian barat. Belanda membentuk angkatan perang yang para prajuritnya adalah orang-orang Irian, mereka diberi latihan bersenjata dan menanamkan doktrin pada rakyat Irian bahwa mereka berbeda dengan rakyat Indonesia dan orang Irian tidak memiliki ras yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia. Tidak sampai disitu, Belanda juga menginstuksikan rakyat Papua untuk membuat lambang negaranya sendiri yang nantinya akan diberikan kemerdekaan tersendiri oleh Kerajaan Belanda.

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dengan berbagai cara untuk memasukkan Irian Barat ke dalam NKRI. Karena dalam hasil kespakatan Konfrensi Meja Bundar di Den Haag, mereka akan mengembalikan Irian setahun kemudian. Dimulai pada saat tahun 1951 ketika itu Indonesia menggunakan sistem parlementer dan sebagai Perdana Menteri adalah M.Natsir yang menawarkan mosi integral pada seluruh anggota dewan untuk memasukkan Irian Barat dalam NKRI. Pelbagai langkah untuk mendapatkan kembali Irian mengalami jalan buntu.
Akhirnya Presiden Soekarno menyatakan konfrontasi dengan Belanda melalui pernyataan Trikora :
1.Gagalkan pembentukan "Negara Papua" bikinan Belanda colonial
2,Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia dan
3.Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
pernyataan sang Presiden rakyat bereaksi dengan mendaftar sebagai sukarelawan untuk Irian, tak kurang 500 masyarakat mendaftar dalam setiap harinya. Ribuan masyarakat diberi pelatihan militer oleh pemerintah.

Operasi mandala pun dibentuk dengan dipimpin oleh Soeharto,Komandan saat itu berhasil menyusup ke tanah Irian. Ada yang tak akan dilupa dalam peristiwa perebutan Irian Barat yaitu pertempuran di laut Aru, yang menyebabkan Komodor Yos Sudarso gugur bersama KRI Macan Tutul. Tak hanya berbenturan fisik,Indonesia pun mengadakan diplomasi dengan Uni Soviet dan China yang akhirnya Indonesia mendapat kapal perang yang sangat besar dari Uni Soviet, yang diberi nama KRI Irian bahkan 2 kapal perang belanda sempat kabur karena melihat KRI Irian” tutur Asvi warman Adam.  Melihat Indonesia sangat serius akan konfrontasi dan mengancam perdamaian yang sudah tercipta di dunia, Amerika ikut turun tangan mengatasi ini karena ia tak ingin Indonesia terlalu dekat ke “kiri”.

Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan Amerika. Pada tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York  Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann.

Pada tahun 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia. Pepera ini disaksikan oleh dua utusan PBB, namun mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi.  Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, namun keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung hasil ini, dan Papua bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan nama Irian Jaya.

Tetapi, lagi-lagi informasi menjadi kendala. Bahwa pasukan perang yang telah dibentuk oleh Belanda untuk rakyat Irian tidak mengetahui bahwa Irian telah bergabung dengan RI. "Mereka tetap percaya pada doktrin yang telah dilakukan oleh Belanda, bahwa bangsa Irian berbeda dengan bangsa Indonesia terutama dalam ras terlebih saat pemerintahan Soeharto yang tidak adil bagi kami” ungkap Dortheys Hiyo Eluay  mantan ketua dewan Papua.